Sabtu, 02 Oktober 2010

Tanaman Obat

Sejak ratusan tahun yang lalu , nenek moyang bangsa kita telah terkenal pandai meracik jamu dan obat - obatan tradisional . Beragam jenis tumbuhan , akar - akaran , dan bahan - bahan alamiah lainnya diracik sebagai ramuan jamu untuk menyembuhkan berbagai penyakit . Ramuan - ramuan itu digunakan pula untuk menjaga kondisi badan agar tetap sehat , mencegah penyakit , dan sebagian untuk mempercantik diri . Kemahiran meracik bahan - bahan itu diwariskan oleh nenek moyang kita secara turun temurun , dari satu generasi ke generasi berikutnya , hingga ke zaman kita sekarang .

 Sebagai warga negara yang perduli akan keanekaragaman hayati di Indonesia , kita semua diajak untuk terus mencatat apa yang menjadi kekayaan kita . Walaupun sudah banyak dicatat orang lain dalam banyak situs mengenai database tanaman obat , namun harapan munculnya blog ini sebagai forum adalah suatu cita - cita mewujudkan database tanaman obat Indonesia yang dapat digunakan oleh anak cucu kita kelak .

Di Indonesia banyak sekali jenis - jenis tanaman yang bisa di jadikan ramuan obat herbal / obat tradisional / jamu untuk kesehatan dan kebugaran tubuh , juga dapat digunakan untuk mengobati berbagamacam penyakit . berikut saya sertakan beberapa daftar tanaman beserta khasiatnya dan cara meraciknya ;

 Daftar Tanaman Obat

JAMBU BIJI

Nama Latin    : Psidium guajava
Nama daerah : Galiman, Masiambu, Jambu klutuk, Bayawas, Lutu hatu. Kayawase      : Dambu


Deskripsi Tanaman : Tanaman perdu, tinggi 5-10 meter, batang berkayu, bulat, kulit kayu licin, mengelupas, bercabang, warna cokelat kehijauan. Daun tunggal, bulat telur, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata, panjang 6-14 cm, lebar 3-6 cm, pertulangan menyirip, warna hijau kekuningan. Bunga tunggal di ketiak daun, mahkota bulat telur, panjang 1,5 cm, warna putih kekuningan. Buah buni, bulat telur, warna putih kekuningan.
Habitat : Tumbuh pada tempat terbuka, tumbuh liar dan dapat ditemukan pada ketinggian 1-1.200 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan : Daun dan Buah.

Kandungan kimia : Zat samak, Minyak atsiri, Tri terpinoid, Leukosianidin, Kuersetin, Asam arjunalot, Resin dan Minyak lemak.

Khasiat :
Antiinflamasi, hemostatik dan astringen.

Nama simplesia : Psidii FoliumResep tradisional :

Disentri : Daun jambu biji 6 g, Kayu secang 1 g, Rasuk angin 1 g, Daun patikan cina 5 g, daun pegagan 7 g, Kayu ules 2 buah, Bawang merah 1 umbi, Air 120 ml, Dibuat infus, Diminum 2 kali sehari : pagi dan sore, setiap kali minum 100 ml, diulang selama 4 hari.

Mencret : Daun jambu biji muda 9 helai, Kunyit 1 jari, Biji kedawung ( disangrai ) 4 butir, Rasuk angin 4 g, Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml, diulang selama 4 har.



KUNYIT

Nama latin     : Curcuma domestica
Nama daerah : Kunir, Kunyir, Koneng, Kunyet, Kuning, Kuneh
.

Deskripsi tanaman : Tumbuhan berbatang basah, tingginya sampai 0,75 m, daunnya berbentuk lonjong, bunga majemuk berwarna merah atau merah muda. Tanaman herba tahunan ini menghasilkan umbi utama berbentuk rimpang berwarna kuning tua atau jingga terang. Perbanyakannya dengan anakan.

Habitat : Tumbuh di ladang dan di hutan, terutama di hutan jati. Banyak juga ditanam di perkarangan. dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 2000 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan : Rimpang

Kandungan kimia : Tumeron, Zingiberon, Seskuiterpena alkohol, Kurkumin, Zat pahit, Lemak hars, Vitamin C

Khasiat : Kholagog, Stomakik, Antispasmodik, Anti inflamasi, Anti bakteria dan Kholeretik.

Nama simplesia   : Curcumae domesticae Rhizoma

Resep tradisional :
Luka dan kurap : Rimpang kunyit 1 jari, Daun asam 1 genggam, Air sedikit, Dipipis, Tempelkan pada luka dan diganti setiap 3 jam

Mencret : Rimpang kunyit 1/2 jari, Rasuk angin 1/2 sendok teh, Ketumbar 3 biji, Buah kayu ules 1 biji, daun trawas 1 helai. Campuran ditumbuk, ditambah air 115 ml dan dididihkan, kemudian disaring, Diminum pagi dan sore, setiap kali minum 100 ml.

Nyeri haid : Rimpang kunyit 1 jari, Ketumbar 7 butir, Cengkih 1 butir, Asam kawak, Biji pala. Campuran ditumbuk, ditambah air 110 ml, dan dididihkan, kemudian disaring, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Sakit perut : Kunyit dibakar 1 jari, Kulit batang pulosari 1 jari, Ketumbar 7 biji, Seluruh tanaman patikan cina 1 genggam. Air 1 cangkir. Campuran ditumbuk, ditambah air dan dididihkan sampai diperoleh secangkir, disaring, Bayi umur 5-7 bulan, 1 sendok teh /jam, Anak umur 1-2 tahun, diminum 2 kali sehari, 2 sendok makan, Dewasa, sehari minum 3 kali, 1/2 cangkir.

Kunci Pepet

( Kaemferia rotunda L. )  
  Sinonim :
  Familia : Zingiberaceae


Uraian :
Kunci pepet atau kunir putih sering disebut " kunyit putih " atau "Curcuma alba ", sebutan nama latin yang salah. Karena daunnya bercorak indah dan tumbuhnya tidak tinggi maka sosoknya menyerupai tanaman hias sehingga sering ditanam di pekarangan atau di dalam pot. Kunci pepet juga bisa ditemukan tumbuh liar di beberapa tempat di bagian timur Jawa sampai ketinggian kurang dari 750 m dpl. Selain digunakan sebagai campuran jamu tradisional, kunci pepet juga sering digunakan untuk kosmetika tradisional. Ada dua fase tumbuh kunci pepet. Yang pertama disebut fase vegetatif, yaitu pertumbuhan normal seperti biasa dengan daun dan batang semu. Yang kedua, yaitu fase generati. Pada fase ini yang terlihat hanya bunga-bunganya saja. Tanaman ini terdapat pada dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 750 m dpl. Banyak ditemukan di Sumatera dan Jawa. Selain itu, juga ditemukan di India, Srilangka, dan Malaysia. Terna tahunan dengan tinggi 30-70 cm ini tumbuh merumpun dengan batang semu yang tumbuh dari rimpangnya. Daun tunggal, helaian daun berbentuk lanset, panjang 20-30 cm, lebar 7,5-10 cm, ujung runcing, pangkal berpelepah, tepi rata, warnanya hijau muda dengan bagian tengah bercorak warna cokelat. Bunga keluar dari rimpang dengan batang semu yang amat pendek. Bunga bisa tumbuh menggerombol, sering mekar beberapa kuntum sekaligus, warnanya ungu muda kemerahan. Akarnya berdaging membentuk rimpang yang tidak terlalu besar, yaitu seukuran telur puyuh. Dari rimpang induk keluar akar-akar kasar yang ujungnya terdapat anakan rimpang yang berair dan tampak tumbuh menggerombol menutupi rimpang induk. Jika rimpang dibelah terlihat warnanya putih pucat, berserat halus, dan rasanya pahit. Jika telah keluar bunga, menandakan rimpang siap di panen. Umbi muda bisa dijadikan lalap. Perbanyakan dengan rimpang.

Nama Lokal :
Nama Daerah Jawa : kunci pepet, temu rapet, ardong ( Jawa ), kunir putih ( Sunda ), Madura : konce pet . Melayu : temu putri, t. rapet.

Nama Asing - Nama Simplisia Kaempferiae rotundae Rhizoma ( kunci pepet ).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rimpang rasanya pahit, sifatnya sejuk. Berkhasiat antiradang, peluruh kentut ( karminatif ), dan mempercepat penyembuhan luka.

Pemanfaatan :
Bagian yang Digunakan : Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah rimpangnya .
Indikasi Rimpang digunakan untuk mengatasi : gangguan pencernaan, sakit perut, perut mulas, dan bengkak karena memar, keseleo. 

Cara Pemakaian : Untuk pemakaian luar, gunakan parutan rimpang untuk menurap bagian tubuh yang memar, keseleo, dan bisul yang sulit pecah. Setelah digiling halus menjadi serbuk, rimpang induk yang telah dikeringkan bisa digunakan sebagai bedak.

Contoh Pemakaian Dimasyarakat : Bengkak, memar, bisul Cuci bersih rimpang induk kunci pepet yang segar, lalu tumbuk sampai halus. Jika menggunakan rimpang kering, tambahkan sedikit air. Tempelkan hasilnya pada bagian tubuh yang memar atau bengkak, lalu balut. Mengeluarkan angin dari perut Seduh serbuk kunci pepet sebanyak satu sendok teh dengan secangkir air panas, lalu tutup. Setelah dingin, minum beningannya.

Komposisi :
Rimpang mengandung minyak asiri berwarna kuning muda, agak berbau, mengandung borneol, sineol, metil khavikol, dan saponin .

KUMIS KUCING

Nama latin : Orthosiphon stamineus Benth
Nama daerah : Kumis ucing, Brengos kucing, Songot koceng, Remujung dan Sesaseyan


Deskripsi tanaman : Tumbuhan berbatang basah, tinggi sampai 1,5 m, daunnya berbentuk bulat telur, bunganya berwarna putih seperti kumis kucing, batangnya berbentuk empat persegi dan mudah di patahkan

Habitat : Tumbuh liar diladang, di tepi sungai dan di tempat - tempat yang tanahnya agak lembab sampai ketinggian 700 m dpl, ada juga yang ditanam sebagai tanaman hias.

Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh bagian tumbuhan.

Kandungan kimia : Genkosid orthosifonin, Zat lemak, Minyak atsiri, Minyak lemak, Saponin, Sapofonin dan Garam kalium

Khasiat : Anti inflamasi; Diuretik
Nama simplesia : Orthosiphonis Herba

Resep tradisional :
Susah kencing : Daun kumis kucing segar 1/4 genggam, Air 1 gelas, Direbus hingga memperoleh cairan 1/2 gelas, Diminum setiap hari 2 kali dan tiap kali minum 1/2 gelas

Batu ginjal : Herba kumis kucing 6 g, Herba meniran 7 pohon, Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 2 kali sehari, tiap kali minum 100 ml.

Kencing manis :  Daun kumis kucing 20 helai, Daun sambiloto 20 helai, Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml

Sakit pinggang : Daun kumis kucing segar 1 genggam, Kulit batang pepaya seluas 4 cm2, Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml .


Kucing Kucingan

( Acalypha indica L. )
Sinonim :
A. australis L.
Familia : euphorbiaceae.


Uraian : Kucing - kucingan merupakan gulma yang sangat umum ditemukan tumbuh liar di pinggir jalan, lapangan rumput, maupun di lereng gunung. Herba semusim, tegak, tinggi 30-50 cm, bercabang dengan garis memanjang kasar, berambut halus. Daun tunggal, bertangkai panjang, letak tersebar. Helaian daun berbentuk bulat telur sampai lanset, tipis, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, panjang 2,5-8 cm, lebar 1,5-3,5 cm, berwarna hijau. Bunga majemuk, berkelamin satu, keluar dari ketiak daun, kecil - kecil , dalam rangkaian berbentuk bulir. Buahnya buah kotak, bulat, hitam. Biji bulat panjang, berwarna cokelat. Akarnya akar tunggang, berwarna putih kotor. Akar tumbuhan ini sangat disukai oleh kucing dan anjing, yang dikonsumsi dengan cara dikunyah. Kucing - kucingan dapat diperbanyak dengan biji.
Nama Lokal :
Nama Daerah Sumatera : ceka mas ( Melayu ) . Jawa : lelatang , kucing - kucingan , rumput kokosongan ( Sunda ) , rumput bolong - bolong (J awa ) .
Nama Asing : Tie xian ( C ) , copperleaf herb ( I ) .
Nama Simplesia : Acalyphae Herba ( herba kucing - kucingan ) .

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rasa pahit, sifatnya sejuk, astringen. Herba ini berkhasiat antiradang, antibiotik, peluruh kencing ( diuretik ), pencahar, dan penghenti perdarahan ( hemostatis ) .
Pemanfaatan :
Bagian yang Digunakan : Seluruh bagian tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat. dalam bentuk segar atau yang telah dikeringkan.

INDIKASI Herba ini digunakan untuk pengobatan :
disentri basiler, disentri amuba, diare, - anak dengan berat badan rendah ( malnutrisi ), - gangguan pencernaan makanan ( dispepsi ), - pendarahan, seperti mimisan ( epistaksis ), muntah darah ( hematemesis ), berak darah ( melena ), kencing darah ( hematur-ia ), - malaria, dan - susah buang air besar ( sembelit ) .

Cara Pemakain : Untuk obat yang diminum, rebus 9-15 g herba kering atau 30-60 g herba segar. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum. Untuk pemakaian luar, giling herba segar sampai halus, lalu bubuhkan ke tempat yang sakit, seperti bisul, koreng, luka berdarah, eksim, radang kulit ( dermatitis ), atau gigitan ular. 

Cara lain : rebus satu tumbuhan kucing - kucingan seutuhnya. Selanjutnya, gunakan air rebusannya untuk mencuci luka ataupun koreng. 

Contoh Pemakain Dimasyarakat : Disentri amuba, disentri basiler, diare, dan penyakit dengan pendarahan.

Rebus seluruh bagian tumbuhan kucing - kucingan yang sudah kering sebanyak 30-60 g dalam 3 gelas air sampai aimya tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring clan air saringannya dibagi dua ( sama banyak ). Pengobatan dilakukan sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. Lakukan selama 5-10 hari. Disentri basiler Cuci 30 - 60 g herba kucing - kucingan kering, 30 g krokot ( Portulaca oleracea L. ), dan 30 g & jla merah, lalu potong - potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas air, lalu rebus sampai airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum sehari 2 kali, masing - masing 1/2 gelas. Lakukan setiap hari sampai sembuh. Luka berdarah, koreng, bisul, radang kulit, gigitan ular Cuci 1 tanaman herba segar. Tambahkan 1 sendok teh gula pasir, lalu giling sampai halus. Bubuhkan ramuan ini ke bagian tubuh yang sakit. Dermatitis, eksim, koreng Cuci 1 tanaman herba segar, lalu potong - potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air sampai mendidih ( selama 15 menit ). Gunakan ramuan tersebut untuk mencuci bagian tubuh yang sakit selagi hangat. Sembelit Cuci 1 tumbuhan segar ( berikut akarnya ), lalu potong - potong seperlunya. Rebus dalam 1 gelas air sampai mendidih ( selama 15 merit ). Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan pada malam hari

Komposisi :
Daun, batang, dan akar mengandung saponin dan tanin. Batangnya juga mengandung flavonoida dan daunnya mengandung minyak asiri .


KREMAH

Nama latin : Alternanthera sessilis ( L )
Nama daerah : Daun rusa , Kremak,, Sayur udang , Jukuk demah , Kremek , Kremi dan Matean

Deskripsi tanaman : Semak , merambat , batang masif , beruas - ruas , warna hijau kekuningan. Daun majemuk berhadapn, bentuk lonjong, ujung dan pangkal runcing, warna hijau. Perbungaan bentuk bulir, diketiak daun dan diujung batang, mahkota bunga berwarna putih kehijauan. Buah kotak, warna cokelat, biji bulat, hitam

Habitat : Tumbuh baik pada tempat terbuka dan cukup air pada ketinggian 1-1000 m dpl

Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh bagian tumbuhan

Kandungan kimia : Zat lendir, Kalium oksalat

Khasiat : Anti inflamasi, Diuretik, Galaktagog, Kholagog, Antipruritik

Nama simplesia : Alternantherae sessilidis Herba

Resep tradisional :
Peradangan perut :
Herba kremah 3 pucuk, Air 110 ml, Diseduh, Diminum 3 kali sehari, tiap minum 100 ml

Mencegah uban :
Herba kremah beberapa pucuk, Air secukupnya, Diseduh, Setelah dingin digosokkan pada kulit kepala.


KOMFREY

(Symphytum officinale L. )
Famili : Boroginaceae  
Daerah :  
Asing : Comfrey, knit bone, K’ang fu li (Cina)

Sifat Kimiawi : Kandungan kimia tumbuhan ini yaitu symphytine, echimidine, anadoline, alkaloid pyrrolizidine ( Pas ), tanin, minyak atsiri, allatonin dan vitamin B1, B2, C dan E .

Efek Farmakologis :
Dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisio-nal lain disebutkan, bahwa tanaman ini memiliki sifat dingin, agak sedikit pahit.

Bagian tanaman yang digunakan : Daun dengan tanpa tangkai atau akar.

Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dengan menggunakan anakan. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dengan cara penyiraman yang cukup menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar. Tanaman herba, membentuk rumpun, tinggi 20-50 cm. Batang semu, tidak berkayu, bertangkai. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan kasar, panjang 27-50 cm, lebar 4-14 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk corong, bertaju lima, warna putih kekuningan. Buah bulat, tiap buah terdiri atas 4 biji.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

Tekanan Darah Tinggi : Daun segar 4 lembar dilalap, setelah dilemaskan dengan garam dan dicuci. untuk 2 kali atau daun segar 4 lembar di juice, sarinva diminum. untuk 2 kali, atau
Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas. minum airnya 2 kali sehari.

Diabetes / Kencing Manis : Daun segar 4 lembar dilalap, setelah dilemaskan dengan garam dan dicuci . untuk 2 kali, Daun segar 4 lembar di juice, sarinya diminum, untuk 2 kali atau
Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas, minum airnya 2 kali sehari.

Tekanan Darah Rendah : Daun segar 4 lembar dilalap. setelah dilemaskan dengan garam dan dicuci. untuk 2 kali. Atau Daun segar 4 lembar di juice, sarinya diminum, untuk 2 kali, atau Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa : minum airnya 2 kali sehari.

Kolesterol Tinggi : Daun segar 4 lembar dilalap, setelah dilemaskan dengan gamin dan dicuci. untuk 2 kali, Daun segar 4 lembar di juice, sarinya diminum, untuk 2 kali atau daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas. minum airnya 2 kali sehari .

Leukemia ( RENDAH HB ) : Daun segar 4 lembar dilalap, setelah dilemaskandengan garam dan dicuci untuk 2 kali Daun segar 4 lembar di juice, sarinya diminum untuk 2 kali atau  Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas, minum airnya 2 kali sehari.

 
Pneumonia, Asthama, Gangguan Pencerkan Batu Ginjal / Kencing Darah, Gangguan Empedu. Tumor dan KAnker, Ambeien dan pruritus Ani Diare, Anemi, Patah Tulang, Luka / Alergi Kemandulan Pada Kulit Wanita, Rematik, Pegel Linu : Daun segar 4 lembar dilalap, setelah dilemaskan dengan garam dan dicuci untuk 2 kali Daun segar 4 lembar di juice, sarinya diminum, untuk 2 kali atau Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas, minum airnya 2 kali sehari .


KOLA

Nama latin : Cola Sp
Nama daerah : Kola , Khole , Kolaan
Deskripsi tanaman : tanaman berupa pohon, tinggi lebih kurang 20 meter. Batang bulat, berkayu, keras, permukaan kasar, warna hijau kecokletan. Daun tunggal, tersebar, bertangkai, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 7-19 cm, lebar 2-6 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk malai, mahkota bentuk bintang, bertaju lima, warna kuning keputihan. Buah kotak, bulat memanjang, panjang 8-15 cm, diameter 5-9 cm, warna hijau .

Habitat : Tumbuh liar di perkebunan yang cukup lembab pada dataran tinggi 700-1100 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan : Biji

Kandungan kimia : Alkaloid kafenia, Teobromina, Teofilina, Kolanina, Kolatanin, Kola, Katekol, Kolatin, Kolatein, Merah kola, Minyak lemak, Zat pati, Gula.

Khasiat : Stimulan, Antidepresif, Diuretik,Kardiotonik.

Nama simplesia : Colae Semen
Resep tradisional :
Penyegar badan dan Migrain : Biji kola 5 g, Buah cabai jawa 3 g, Rimpang lempuyang 3 g, Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

KI SAAT

( Valeriana officinalis L.)
Famili : Valerianaceae.
Daerah : Jawa : valerian , Sunda : kisaat
Asing :


Sifat Ki miawi : Tumbuhan ini memiliki kandungan kimia yang sudah diketahui antara lain e Minyak atsiri yang berisi ester borneol (campuran asam valerianat, butirat, asetat dan formiat), terpen, dipenten, terpineol dan bonilalkohol. Alkaloida‑alkaloida katinina dan valerianina, Zat penvamak, lemak dan abu.

Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifate Rasa agak pedas, agak pahit dan hangat. Akar bersifat penenang.

Bagian tanaman yang digunakan : Akar dan daun.

Budi daya : Perbanyakan tanaman dengan menggunakan anakan. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

Keputihan : Daun setengah genggam di rebus dengan 4 gelas air menjadi 2 gelas, saring, minum 2 kali sehari.

Gelisah : Akar sedikit di tumbuk, tambahkan air minum saring, minum .


KI TOLOD

Nama ilmiah : Isotoma longiflora Presl.
Nama daerah : ki tolod, daun tolod (Sunda); sangkobak, kendali (Jawa).
Nama asing : ster van bethlehem.

 
Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis :
Ki tolod mengandung getah beracun. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam ki tolod di antaranya senyawa alkaloid, yaitu lobelin, lobelamin, dan isotomin.
Efek farmakologis yang dimiliki ki tolod di antaranya antiradang, antineoplastik, anti-inflamasi, analgesik, dan hemostatik.

Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan :

Perbanyakan ki tolod dapat dilakukan dengan biji. Ki tolod dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk organik.

Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Pemanfaatannya :
Daun, bunga, dan seluruh bagian tumbuhan 14 tolod dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit sebagai berikut :

Asma, bronkhitis, dan radang tenggorokan :
Cuci bersih 3 lembar daun ki tolod, lalu rebus dalam 2 gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring air rebusan, lalu minum dua kali sehari pada pagi dan sore hari.

Luka
Cuci bersih daun ki tolod secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Tempelkan hasil tumbukan pada luka, lalu balut dengan kain bersih. Balutan harus diganti dua sampai tiga kali sehari.
Obat kanker
Rebus dengan api kecil dan 3 lembar daun ki tolod beserta batangnya dalam 5 gelas air sampai tersisa 1-2 gelas. Minum air rebusan beberapa kali hingga habis dalam sehari.

Obat mata
Rebus dengan api kecil 3 lembar daun ki tolod beserta batangnya dalam 5 gelas air sampai tersisa 1-2 gelas. Air rebusan diminum beberapa kali hingga habis dalam sehari.

Sakit gigi
Cuci bersih 2 lembar daun ki tolod lalu tumbuk hingga halus. Letakkan hasil tumbukan pada gigi yang sakit/berlubang.


Ketepeng Kecil

(Cassia tora Linn.) 
Sinonim :
Cassia foetida, Salisb. Cassia obtusifolia, Linn. Cassia tagera, Lamk.
Familia : Caesalpiniaceae (Leguminosae)

Uraian :
Tanaman berupa perdu kecil yang tumbuh tegak dengan tinggi sekitar 1 m. Tumbuh liar di pinggir kota, daerah tepi sungai, semak belukar dan kadang-kadang ditanam sebagai tanaman hias. Batangnya lurus, pangkal batang berkayu, banyak bercabang, daerah ujung batang berambut jarang. Daun letak berseling, berupa daun majemuk menyirip ganda terdiri dari 3 pasang anak daun yang bentuknya bulat telur sungsang, panjang 2-3 cm, lebar 1 1/2 - 3 cm ujung agak membulat dan pangkal daun melancip, warna hijau, permukaan bawah daun berambut halus. Bunganya banyak berwarna kuning tersusun dalam rangkaian tandan yang tumbuh pada ketiak daun. Buahnya buah polong berkulit keras berisi 20-30 biji yang bentuknya lengkung berwarna coklat kuning mengkilat. Tanaman perdu ini berasal dari Amerika tropik dan menyukai tempat terbuka atau agak teduh dapat tumbuh di dataran rendah sampai 800 m di atas permukaan laut.

Nama Lokal :
Ketepeng sapi, ketepeng cilik (jawa), pepo (Timor) ; Ketepeng lentik (Sunda); Jue ming zi (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang mata, luka cornea, rabun senja, glaucoma, Hipertensi; Hepatitis, cirrhosis, Perut busung air (ascites), sulit buang air besar;

Pemanfaatan :
Bagian yang dipakai : Biji, dikeringkan. 

Keguna'an : 1. Radang mata merah, luka kornea (ulcus cornea), rabun senja, glaucoma. 2. Tekanan darah tinggi. 3. Hepatitis, cirrhosis, ascites (Perut busung air). 4. Sulit buang air besar (habitual constipation).

Pemakaian : 5 - 15 gram direbus, minum atau dijadikan bubuk untuk pemakaian luar.

Cara Pemakaian :
1. Tekanan darah tinggi : 15 gram biji digongseng  ( goreng tanpa minyak ) sampai kuning, kemudian digiling sampai terasa kesat, ditambah gula secukupnya, seduh dengan air panas atau direbus, minum sebagai pengganti teh. 

2. Radang mata : Bubuk/serbuk ditambah teh secukupnya, tempelkan pada kedua pelipis ( Pada kedua titik akupunktur Tay Yang / istimewa ). 

3. Cacingan pada anak : 9 gram bubuk + 1 pasang hati ayam, dilumatkan dan ditambah sedikit arak putih, diaduk menjadi lempengan, kukus, makan.

Komposisi :
Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis : Terasa manit pahit dan asin, agak dingin. Pengobatan radang mata, peluruh air seni, melancarkan buang air besar. Herba ini masuk meridian liver ( Purifies = membersihkan ) dan meridian ginjal ( Supports = menguatkan ) . 

Kandungan Kimia : Biji segar mengandung chryzophanol, emodin, aloe - emodin, rhein, physcion, obtusin, aurantio-obtusin, rubrobusarin, torachryson, toralactone, vit.A.


KETAPANG

Nama latin : Terminalia cattapa L

Nama daerah: Katapang; Ketapa; Gentapang; Hatapang; Lahafang; Katafa; Ketapas


Deskripsi tanaman : Tumbuhan berbatang besar, tingginya sampai 20 m lebih, Daunnya selebar tangan, berbentuk bulat telur, dan dua kali setahun, daunnya runtuh. Bunganya tidak berwarna tetapi harum baunya.

Habitat : Tumbuh di hutan dan di tepi pantai sampai ketinggian 800 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Biji, Kulit kayu dan Daun

Kandungan kimia : Minyak lemak, Tanin, Saponin

Khasiat : Laksatif; Diuretik, Diaforetik

Nama simplesia : Terminaliae Semen

Resep tradisional :
Pelancar ASI dan Pencahar : Biji ketapang ( serbuk ) 3 biji; Tepung garut 2 sendok makan, Gula aren secukupnya; Air secukupnya, Dibubur, Dimakan seperti makan bubur; di samping untuk melancarkan ASI; dapat juga untuk pencahar ringan.


KESUMBA

Nama latin : Bixa orellana L.
Nama daerah : Kasumbo, Kasumba, Kasumba keling, Kasombha, Kasupa

Deskripsi tanaman : Tumbuhan perdu, tinggi 2-9 m, mempunyai daun tunggal bertangkai panjang, bentuknya bulat telur, ujung runcing, pangkal rata kadang berbentuk jantung, tepi rata, panjang 8-20 cm, lebar 5-12 cm, dan warna hijau berbintik merah. Bunga tumbuhan ini berwarna merah muda atau putih, diameter 4-6 cm. Buahnya seperti buah rambutan, tertutup rambut sikat berwarna merah tua atau hijau, pipih, panjang 2-4 cm dan berisi banyak biji kecil berwarna merah tua.

Habitat : Tumbuh liar di ladang dengan cahaya yang cukup pada dataran rendah hingga 1200 m dpl

Bagian tanaman yang digunakan : Daun

Kandungan kimia : Tannin, Kalsium oksalat, Saponin, Lemak, Glukosida, Damar.

Khasiat : Diuretik, Antipiretik.

Nama simplesia : Bixi Folium

Resep tradisional :
Masuk angin : Daun kesumba 15g, Gula jawa 30 g, Air 500 ml, Direbus selama mendidih selama 15 menit, Diminum pagi dan sore.

Demam : Daun kesumba 10 g, Air 400 ml, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum 3-4 kali sehari.

 
KEMUNING

Nama latin : Murraya paniculata ( L ) JACK.
Nama daerah : Kamuning; Kamuri; Kamoni; Kamone; Kemuning; Kajeri .

Deskripsi tanaman : Tanaman berupa pohon, tinggi 3-7 m. Batang berkayu, beralur, warna kecokelatan kotor. Daun majemuk, anak daun 4-7, permukaan licin, bentuk corong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk tandan, panjang mahkota 6-27 mm, lebar 4-10 mm, warna putih. Buah buni, diameter lebih kurang 1 cm, buah muda berwarna hijau setelah tua merah.

Habitat : Tumbuh liar di ladang pada daerah lembab dengan cahaya cukup di dataran dari 950 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan : Daun

Kandungan kimia : Glukosida murayin, Minyak atsiri, Kadinena.

Khasiat : Analgesik, Diuretik, Stomakik

Nama simplesia : Murrayae Folium

Resep tradisional :

Haid tidak teratur : Daun kemuning 3 g, Daun pacar kuku 3 g, Rimpang temu lawak 4 g, Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml

Menguruskan badan : Daun kemuning 1 genggam, Daun pace 1 genggam, Bangle 1/2 jari kelingking, Air secukupnya, Dipipis, Diulang selama 7 hari, untuk pemeliharaan diminum 2 kali seminggu, tiap kali minum 1/4 cangkir.

Keputihan : Daun kemuning 3 g, Daun pacar kuku 3 g, Herba tapak liman 2 g, Rimpang temu kunci 2 g, Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Reumatik : Daun kemuning 3 g; Akar tembelekan 6g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml

KEMBANG TELENG

 ( Clitoria ternatea L )

Klasifikasi : Kembang Telang biasa disebut Clitoria ternatea L, termasuk famili tumbuhan Papilionaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah Bunga biru, Kembang teleng, bunga talang atau bisi.

Sifat Kimiawi : Memiliki berbagai kandungan kimia, yang sudah diketahui, a.l Saponin, flavonoid, alkoloid, ca-oksalat dan sulfur, khusus daunnya : kaemferol 3-glucoside serta triterpenoid. bunganya mengandung delphinidin 3.3.5 serta triglucoside, fenol. Akarnya beracun.

Efek Farmakologis :
Akar : Toksik (beracun), laxative (pencahar), diuretik, perangsang muntah, pembersih darah.

Daun : Mempercepat pematangan bisul

Biji : Obat Cacing, pencahar ringan

Bagian Tanaman Yang Berguna : Efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan seluruh tanaman.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

1 Abses, bisul :
- Bunga berwarna biru ditumbuk halus, ditambahkan gula jawa secukupnya dipakai menutup bisul / abses.
- Minum air godokan kembang telang putih untuk pencuci darah.
- Setengah genggam daun kembang telang dicuci bersih lalu digiling halus dan tambahkan garam secukupnya untuk ditaruh di bisul.

2 . Radang mata merah : Rendam bungaberwarna biru sampai airnya biru dan gunakan sebagai pencuci mata.

3 . Busung perut : pembesaran organ perut : Ekstrak akar 5 - 10 gram dalam alkohol.

4 . Sakit Telinga : Daun dicuci bersih lalu dilumatkan, air perasannya ditambah garam, hangat-hangat dioleskan kesekitar telinga yang sakit

5 .  Menghilangkan : dahak pada bronchitis kronis : minum godokan akar .

6 . Demam : akar kering 0.3 gram, direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi 2 gelas , dinginkan lalu saring dan minum 2 x 1 gelas.

7 . Iritasi kandung kemih dan saluran kencing : aturannya sama dengan no 6 .

Budidaya : Perbanyak tanaman dengan biji . Biji disemai kemudian tanaman muda dipindahkan ketempat penanaman . Pemeliharaan tanaman ini mudah, seperti tanaman lain dibutuhkan cukup air dengan penyiraman atau dengan menjaga kelembabab tanah. Disamping itu juga dibutuhkan pemupukan terutama pupuk dasar .


KEMBANG COKLAT

( Zephyranthes candida Herb.)
Famili : Amaryllidaceae.
Daerah :
Asing : Zhong Lan (Cina)


Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya kandungan kimia, yang sudah diketahui antara lain Lycorine, Tazettin, Haemanthidne, Nerinine
Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat  Rasa agak manis, penurun panas.

Bagian tanaman yang digunakan : Daun, biji, batang dan akar.

Budi Daya : Perbanyakan tanaman dengan menggunakan umbi atau anakan ( bisa juga biji ). Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dengan cara penyiraman yang cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya .

Gangguan Fungsi Hati Terutama Untuk Gejala Hepatitis Tahab Awal : 10 gram tanaman di rebus, minum.

Ayan / Epilepsi : 10 gram herba tambah gula batu, di rebus, minum.

Kejang Pada Anak : Daun segar 10‑15 gr. tambah gula batu, di rebus, minum dan atau Herba 10‑15 gram tambah garam, di lumatkan, untuk ditempelkan pada pelipi.


KEMBANG BUGANG

(Clerodendrum calamitosum L. )
Famili : Verbenaceae

Daerah , Melayu : kayu gambir , Sunda : kembang bugang
Asing :

Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya kandungan kimia, yang sudah diketahui antara lain saponin, flavonoida, polifenol, alkaloid dan kalium.

Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat : menghentikan pendarahan penghancur batu ginjal.

Bagian tanaman yang digunakan : Daun dan akar.

Budi Daya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan biji atau stek batang . Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dgn cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

Demam : Daun segar 10 g di cuci lalu di rebus dengan 1 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin di saring, minum sekaligus.

Wasir : Daun 9 lembar dicuci bersih dan di potong‑potong seperlunya, rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin di saring, minum dengan madu seperlunva.

Digigit Ular : Sepotong akar sebesar ibu jari di cuci bersih dan di bilas dengan air matang, lalu di kunyah, airnva di telan, ampasnya di letakkan pada luka gigitan .

Kencing Batu : Daun 8 lembar dicuci lalu di potong ‑ potong seperlunva, rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin di saring, minum dengan madu seperlunya. Sehari 3 kali 3/4 gelas.

Kencing Nanah : Daun kembang bugang 6 lembar, daun pegagan 10 lembar, daun picisan 20 lembar, daun jintan 25 lembar, daun meniran 12 sirip, daun murbei 9 lembardaun sendok 8 lembar, daun kumis kucing 50 lembar, daun bengang 8 lembar, gula enau 3 jari, dicuci dan di potong ‑ potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih sampai airnya tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas.



KEMANGI 

Nama latin : Ocimum basilicum L
Nama daerah : Kemangi; Kemangen; Surawung


Deskripsi tanaman : Tanaman semak yang tegak dengan bau khas, tinggi mencapai 1,5 meter. Bunganya berbibir berbentuk bulir warna putih dan merah muda. Bijinya bila kena air menggelembung seperti agar - agar .

Habitat : Tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 1300 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan : Daun

Kandungan kimia : Eugenol ; Sineol ; Metilkhavikol ; Protein ; Kalsium.

Khasiat : Diaforetikum

Nama simplesia : Ocimume Folium

Resep tradisional :
Perut kembung : Daun kemangi secukupnya, Dicuci bersih, Dimakan sebagai lalapan .


   KELOR
Nama latin : Moringa oliefera Lamk
Nama daerah : Kilor ; Celor ; Kerol ; Kelo ; Keloro

Deskripsi tanaman : Tanaman berupa pohon yang tingginya lebih kurang 8 meter. Batang berkayu, bulat, bercabang, berbintik hitam, warna putih kotor. Daun majemuk, panjang 20-60 cm, anak daun bulat telur, tepi rata, ujung berlekuk, tulang menyirip ganjil, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk malai, letak di ketiak daun, panjang 10-30 cm, mahkota warna putih. Buah polong, panjang 20-45cm, berisi 15-25 biji, warna cokelat kehitaman.

Habitat : Tumbuh liar di ladang pada daerah cukup air , dengan cahaya matahari penuh pada ketinggian 300-900 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan : Akar.

Kandungan kimia : Pterigospermin ; minyak atsiri ; Alkaloid moringin ; Moringinin ; Minyak lemak

Khasiat : Diuretik; Stimulan ; Ekspektoran ; Analgesik

Nama simplesia : Moringae Radix

Resep tradisional :
Bengkak dan Beri - beri : Kulit akar kelor secukupnya, Masoyi secukupnya, Kuncup cengkih secukupnya, Akar pepaya, Air secukupnya, Dipipis hingga berbentuk pasta, Dioleskan pada bagian yang bengkak.

Sakit kepala dan Rematik : Akar kelor secukupnya, Air sedikit, Dipipis hingga berbentuk pasta, Dioleskan pada pelipis dan di belakang telinga. Pada penderita rematik, pasta tersebut dioleskan pada bagian yang terasa nyeri, Diborehkan 3 kali sehari.


KELADI TIKUS 


( Coleus amboinicus Lour.)
Famili : Araceae
Daerah : bira kecil , daun panta susu , ki babi , trenggiling mentik , ileus , kalamoyang .Asing : Rodent tuber


Sifat Kimiawi : Belum banyak diketahui atau tidak dipublikasikan.

Efek Farmakologis : Hasil penelitian menunjukkan Membunuh / menghambat pertumbuhan sel kanker. Menghilangkan efek buruk chemoterapi Bersifat antivirus dan anti bakteri.

Bagian tanaman yang digunakan : Umbi dan seluruh tanaman, daun sampai akar, yang terbaik digunakan segar dalam bentuk juice ( sari tanaman ) dan langsung diminum sesudah diolah.


*** LIHAT PERINGATAN ***


Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan umbi. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dg cara penyiraman yang cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar .

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya .

Koreng : Umbi secukupnya di tumbuk halus, tempelkan ke tempat sakit.

Frambusia : Umbi secukupnya di tumbuk halus, tempelkan ke tempat sakit,

Menetralisir Racun Narkoba : Umbi sebesar ujung jari di cuci bersih dengan air matang, dikeprek dan di telan. Lakukan beberapa kali sehari. ( Cara penggunaan ini berdasarkan informasi lisan dari seorang pemakai )

Kanker Payudara, Paru - Paru, Usus Besar, Rectum, Liver, Prosta, Ginjal, Leher Rahim, Tenggorokan, Tulang, Otak, Limpa, Leukemia, Empedu dan Pankreas.

Tanaman lengkap 3 batang ( 50 gr ) di rendam setengah jam, di cuci, ditumbuk halus, peras dengan kain, tambahkan 1/2 sendok madu, campur, minum. Lakukan 3 kali sehari. Air perasan harus segera diminum, tidak boleh disimpan.

****** PERINGATAN******

1. WANITA HAMIL DILARANG MINUM TANAMAN OBAT INI .
2. TANAMAN DIHALUSKAN DENGAN CARA DITUMBUK TIDAK BOLEH DIBLENDER .
3. BILAMANA TANGAN GATAL TERKENA BUBUK INI , CUCILAH DENGAN AIR GULA .
4. HINDARKAN MATA DARI TUMBUKAN BAHAN INI .
5. AIR SARI KELADI TIKUS , HARUS DIMINUM SEGERA , TIDAK BOLEH DISIMPAN .
6. TANAMAN KELADI TIKUS MUDAH BUSUK BILA BASAH , JADI HARUS DISIMPAN DIKULKAS , DENGAN CARA , TANAMAN DIBUNGKUS DENGAN KERTAS DULU , DIMASUKKAN KEDALAM PLASTIK , SIMPAN DI KULKAS .
7. MINUM RAMUAN KELADI TIKUS SAAT PERUT KOSONG , SEKURANG - KURANGNYA SEJAM SEBELUMNYA .
8. PASIEN YANG BARU OPERASI , TUNGGU 2 MINGGU BARU BOLEH MINUM RAMUAN INI .
9. PENGARUH MINUM RAMUAN INI , 2 HARI PERTAMA MUAL , SEDIKIT DIARE , TINJA BERWARNA HITAM DAN BADAN LESU .
10. KADANG PASIEN MUAL DAN MUNTAH SETELAH LAMA MINUM RAMUAN INI , HENTIKAN PEMAKAIAN SAMPAI GEJALA HILANG BARU MINUM LAGI ATAU DOSIS DIKURANGI .


KEJI BELING

Nama latin : Reulla napifera Zoll Mor
Nama daerah : Daun picah beling ; Keci beling ; Enyoh kelo


Deskripsi tanaman : Tanaman semak, tinggi 1-2 meter. Batang beruas, bula, berbulu kasar, percabangan monopodial, warna hijau. Daun tunggal, berhadapan , bentuk lanset atau lonjong, tepi beringgit, ujung dan pangkal runcing, [anjang 9-18 cm, lebar 3-8 cm, bertangkai pendek, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir, mahkotabentuk corong, berambut, warna ungu. Buah bulat , warna coklat .

Habitat : Tumbuh liar di ladang pada daerah ternaungi di ketinggian 1-750 m dpl .

Bagian tanaman yang digunakan : Daun

Kandungan kimia : Garam alkali ; Asam silikat ; Karbonat ; Triterpena

Khasiat : Diuretik

Nama simplesia : Reullaea Folium

Resep tradisional :
Kencing batu : Daun Keji beling 1 gram, daun tembuyung 10 gram, Air 100 ml, Dibuat infus, diseduh,dipipis , Diminum 1 kali sehari 100 ml, Apabila dipipis diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya .

Kencing Kurang Lancar : Daun segar 25 gram dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air bersih selama 15 merit. Setelah dingin disaring lalu minum sekaligus. Lakukan pada pagi atau siang hari.

Babtu Kandung Kencing : Segenggam daun keji beling dan 1 tongkol jagung muda dicuci, lalu direbus dengan 2 liter air bersih sampai tersisa 1 liter. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Lakukan pagi dan sore hari, masing - masing I/2 gelas.

Batu Kandung Empedu : Daun keji beling segar 5 lembar, daun ungu segar 7 lembar, dicuci bersih lalu di rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas Minum seperti teh

Kencing Manis : Daun segar 20‑50 gram, direbus dengan 6 gelas air sampai tersisa 3 gelas, dinginkan, disaring. Minum 3 kali 1 gelas per hari.

Batu Ginjal : Daun keji Beling 50 gram, meniran segar 7 batang, daun ungu 7 lembar. Dicuci dulu direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi 2 gelas dinginkan, saring, minum 3 kali 2/3 gelas per hari. ATAU Daun keji beling 5 lembar, daun tempuyung segar 5 lembar tongkol jagung 6 buah, dicuci lalu direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum, habis dalam sehari. Lakukan setiap hari sampai rasa sakit menghilang.

Sembelit : Ambil 1/2 genggam daun keji beling segar, cuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.

Wasir : Daun segar 20 ‑ 50 gram, di rebus dengan 6 gelas air sampai tersisa 3 gelas, dinginkan, saring . Minum 3 kali 1 gelas per hari.


KECUBUNG

Nama latin : Datura metel L
Nama daerah : Kecubung ; Kacubung ; Kacobhung cobung


Deskripsi tanaman : Tanaman perdu batang berkayu, bentuk batang bengkok tinggi dapat mencapai 1,5 m. Percabangan membentang lebar dan biasanya ke arah satu sisi saja . Daun berhadapan, bentuk bulat bercangap. Bunganya berwarna ungu atau putih berbentuk terompet. Buahnya kotak bulat berduri, bijinya banyak berwarna coklat bulat pipih

Habitat : Tumbuh liar di hutan dan di pekarangan

Bagian tanaman yang digunakan : Bunga ; Daun ; Buah

Kandungan kimia : Alkaloid ( skopolamina , hiosiamina , atropina ) ; Flavonoid

Khasiat : Spasmolitik ; Antitusif ; Analgesik

Nama simplesia : Daturae albae Flos

Resep tradisional :
Bengkak : Daun kecubung segar secukupnya, Minyak kelapa secukupnya, Daun dibasahi dengan minyak kelap, kemudian dipanggang lalu diremas, Ditempelkan pada kulit yang bengkak.

Kuping kopok : Buah kecubung 1 buah, Minyak jaitun/kelapa secukupnya, Buah kecubung dikeluarkan isinya lalu dipipis halus dan dicampur dengan minyak tadi lalu dimasukkan kembali pada kelontongannya lalu dipanasi sebentar hingga minyaknya panas, lalu diperas dengan kain, Minyak yang keluar kita gunakan untuk menetesi kuping yang sakit.

Sembelit : Daun kecubung beberapa helai, Minyak kelapa sedikit, Diremas - remas, Letakkan remasan daun tersebut di perut.

Ketombe : Daun kecubung ( kering ) 7 helai, Minyak kelapa 5 sendok makan, Masukkan dalam botol dan tutup, kemudian dipanaskan di bawah sinar matahari selama 7 hari, Dioleskan pada kulit kepala 2 kali sehari, pagi dan sore .

Reumatik : Daun kecubung segar 14 helai, Minyak kelapa 10 sendok makan, Daun kecubung dirajang dan dijemur kemudian ditambah minyak kelapa, simpan campuran tersebut selama 3 hari. Peras dan pisahkan minyaknya kemudian dihangatkan, Gosokkan pada bagian yang nyeri, bila perlu, tambahkan sedikit minyak kayu putih.

Terkilir : Daun kecubung 14 helai, Sereh ( dicacah halus ) 2 buah, Minyak kelapa 2 gelas, Campuran dididihkan lalu disimpan semalam di tempat tertutup. Campuran dipisahkan; minyaknya dihangatkan, Gosokkan pada bagian yang nyeri.


KECUBUNG GUNUNG

( Brugmansia suaveolens [ H. et B.] B. et P)
Sinonim : Pseudodatura suaveolens van Zijp , Datura suaveolens H. B.
Familia : solanaceae.

Uraian :
Kecubung gunung berasal dari Meksiko dan termasuk tanaman beracun. Di Indonesia, umumnya tumbuh liar di daerah yang lembab sebagai penutup jurang atau digunakan sebagai pagar hidup maupun perdu hias. Tumbuhan ini dapat ditemukan pada ketinggian 700-2100 m dpl. Perdu kuat atau pohon kecil, tegak, berkayu, bercabang - cabang, tinggi 2-4 m. Ujung ranting berambut pendek yang sangat rapat . Helaian daun besar, bertangkai, bulat telur atau bulat telur memanjang, pangkal tumpul atau runcing, umumnya tidak sama sisi, ujung runcing, tepi berlekuk, pertulangan menyirip, permukaan daun berbulu jarang, permukaan bawah berambut halus, panjang 9-35 cm, lebar 4-17 cm. Bunga tunggal di ketiak daun, menggantung, bertangkai . Kelopak bunga hijau, bentuk tabung. Mahkota berbentuk terompet, tabung bersudut lima dan taju meruncing pendek, berwarna putih atau jingga, berbau enak pada malam hari. Buah buni memanjang, tidak berduri tempel, berambut halus, panjang 9-11 cm, tidak membuka. Biji berkulit tebal menyerupai gabus, berwarna abu-abu. Kecubung gunung dapat diperbanyak dengan cara setek dan biji.

Nama Lokal :
Nama Daerah Jawa : kucubung ( Sunda ) , kecubung , semprong ( Bali ) .

Nama Asing Datura , angel's trumpet ( I ) .
Nama Simplisia Brugmansiae suaveolensis Flos (bunga kecubung gunung ) .

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sifat dan Khasiat :
Bunga kecubung gunung beracun, berkhasiat antiasmatik, dan penghilang nyeri ( analgesik ) . 

Efek farmakologis dan Hasil Penelitian : Ternyata, pemberian kecubung gunung dosis tinggi pada tikus jantan dapat menyebabkan perilaku abnormal berupa hiperaktivitas ( Nurhayati Harun , Jurusan Farmasi FMIPA , Unair , 1990 ) .

Pemanfaatan :

Bagian yang digunakan : Bagian yang digunakan adalah bunga . 

Indikasi  Bunga digunakan untuk mengatasi : sesak napas , nyeri haid , dan sakit perut .

Cara Pemakaian : Keringkan 10 g bunga segar, lalu gulung seperti rokok untuk diisap atau direbus untuk diminum. 

Contoh Pemakaian Dimasyarakat : Sesak napas Gulung bunga kering, lalu bakar bagian ujung . Selanjutnya, isap dalam-dalam, seperti mengisap rokok.

Catatan : Jauhkan dari jangkauan anak-anak .

Komposisi :
Alkaloid skopolamin, saponin, glikosida flavonoida, dan polifenol. Zat aktif ini bisa menimbulkan halusinasi.


KAYU ULES

Nama latin : Helicteres isora L
Nama daerah : Jelumpang ; Dlumpang ; Puteran ; Kayu mules


Deskripsi tanaman : Tumbuhan perdu, tinggi sampai 4 m. Berbatang basah, kulit kayu berserat - serat. Buah berbentuk dari 5 helai daun yang mengumpul seperti pilin. Tiap - tiap buah bertabung dan mempunyai satu baris biji kecil - kecil warna coklat tua .

Habitat : Tumbuh di daerah kering pada semak belukar, di hutan - hutan pada dataran rendah sampai 1200 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan : Buah ; Akar ; Kulit kayu

Kandungan kimia : Pigmen kloroplas ; Pitosterol ; Saponin ; Gula ; Flobatanin ; Asam hidroksikarboksilat

Khasiat : Stomakik ; Antipiretik

Nama simplesia : Isorae Frustus , Isorae Cortex

Resep tradisional :
Obat cacing : Buah kayu ules 11 biji ; air 110 ml, Direbus mendidih 15 menit, Diminum pagi dan sore.

Rematik: Kulit kayu ules 10 g, Akar 10 g, Air 110 ml, Direbus sampai mendidih, Diminum pagi sore.


KAYU RAPAT

Nama latin : Parameria laevigata
Nama daerah : Kayu rapet ; Megat sih ; Pegat sih; Madak si

Deskripsi tanaman : Semak menjalar, batang membelit, berkayu, berambut, cokelat. Daun tunggaal, lanset, berhadapan, pangkal dan daun meruncing, daun muda berwarna hijau kemerahan setelah tua berwarna hijau . Perbungaan bentuk malai, mahkota bentuk corong, warna putih. Buah polong. Biji bulat, warna cokelat kehitaman .

Habitat : Tumbuh liar di hutan pada dataran rendah samapai 1200 dpl.

Bagian tanaman yang digunakan : Kulit kayu

Kandungan kimia : Tanin ; Asam protokatekol

Khasiat : Stomakik ; Antipiretik ; Desinfektan

Nama simplesia : Parameriae Cortex

Resep tradisional :
Mengecilkan rahim : Kayu rapat 2 jari tangan ; Rimpang Kunci pepet 7 buah, Kayu Mesoyi 1 jari tangan, Air 100 ml, Direbus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Keputihan : Kayu rapat 1 jari tangan, Kayu Mesoyi 1 jari tangan, Majakan 1/2 butir, Rimpang kunci pepet 2 buah, Kemukus 6 butir, Cengkih 2 buah, Jahe Sukun 1 buah, Jintan Putih 5 butir, Air 110 ml, Direbus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.


KAYU PUTIH

Nama latin : Melaleuca leucadendra L .
Nama daerah : Kayu gelam ; Gelam ; Ghelam ; Waru gelang ; Ilano

Deskripsi tanaman : tanaman berupa pohon tinggi lebih kurang 10 m. Batang berkayu, bulat, kulit mudah mengelupas, bercabang, warna kuning kecokletan. Daun tunggal, bentuk lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan berbulu, pertulangan sejajar, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir, panjang 7-8 cm, mahkota 5 helai, warna putih. Buah kotak, beruang tiga, tiap ruang terdapat banyak biji.

Habitat : Tumbuh di daerah berawa - rawa bahkan dalam air, dataran rendah ataupun di pegunungan.

Bagian tanaman : Daun ; Minyak dari daun ; Buah

Kandungan kimia : Minyak atsiri ( Kayuputol , terpineol ) ; Tanin

Khasiat : Diaforetik ; Analgesik ; Desinfektan ; Ekspektoran ; Antispasmodik

Nama simplesia : Melaleucae leucadendrae Folium , Oleum Malaleucae leucadendrae aethereum

Resep tradisional :

Batuk , Demam , Nyeri haid : Minyak kayu putih secukupnya, Jeruk nipis 1 buah, Kapur sirih 2 jari tangan, Peras buah jeruk nipis, kemudian tambahkan Kapur sirih dan Minyak kayu putih kemudian diaduk sampai tercampur, Dioleskan pada punggung dan dada, Untuk nyeri haid dioleskan pada perut.

Nyeri sendi : Akar pepaya 10 potong, Garam 1 sendok makan, Minyak kayu putih 2 sendok makan, Masukkan ramuan tersebut dalam botol sirup, tambahkan arak atau alkohol, tutup rapat. Botol tersebut dijemur di sinar matahari selama 10 hari.


KAYU MANIS CINA

( Cinnamomum cassia Presl )
Famili : Lauraceae
Daerah :
Asing : Chinesse Cinnamomum , Rou gui (Cina )


Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya dengan kandungan kimia, yang sudah diketahui antara lain Kulit Kayu : Cinnamic aldehyde, cinnamyl acetate, cinnzcylanol cinnzcylanine. phenypropyl acetate, tanin, saffrol. Buah mentah : Cinnamic aldehyde. cournarin, traps‑cinnamic acids, beta sitosterol, Choline, protoca - techuric acid, syringe acid.

Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat Kulit kayu : Pedas. manis. panas. Sedikit beracun ( toksik ) . Masuk meridian ginjal, limpa dan kandung kemih . Menguatkan “Yang”, menghangatkan limpa dap ginjal, melancarkan peredaran darah, menghilangkan sakit, menambah napsu makan ( stomakik ) peluruh kentut ( karminatif  ). Ranting muda : Pedas. manis. hangat . Masuk merindian kandung kemih. jantung dan paru ‑paru , Peluruh keringat ( diaforetik ) mengendurkan otot ( muscle relaxant ), menghangatkan dan melancar - kan sirkulasi di meridian, melancarkan pernapasan.

Bagian tanaman yang digunakan : Kulit kayu dan ranting, dikeringkan untuk penyimpanan

Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggu - nakan biji. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pe-mupukan terutama pupuk dasar. Tanaman ini. menghendaki tempat yang cukup matahari atau sedikit terlindung.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya .

Sakit Lambung , Diare, Gangguan Pencernakan : Bubuk kulit kayu 1,5 gram diseduh dengan air hangat Minum, lakukan 2 kali sehari .

Shock, Demam ,Kaki Tangan Berkeringat, Batuk Karena Paru -Paru Dingin, Sesak Napas, Rematik, Nteri Haid ( DYSMENORRHEA ), Tidak Datang Haid ( AMENORRHEA ), Tekanan Darah Tinggi, Nyri Pada Ujung Jari ( FROST ‑ BITE ), Tumor Dalam Perut ( TUMOR ABDOMEN ) : Bubuk kulit kayu 0,5 ‑ 2,5 gram diseduh dengan air hangat, Minum, lakukan 2 kali sehari.

Demam, Flu Karena Angin Dingin, Batuk Sesak Bengkak Menahan Cairan, Bengkaak Karena Jantung dan Ginjal, Sakit Otot( RHEUMATISM ), Nyeri Haid, Tidak Datang Haid, Epilepsi : Bubuk ranting muda 1,5 ‑ 6 g digodok atau digiling menjadi bubuk, diseduh dengan air hangatMinum.

Kontra Indikasi : Sedikit beracun dan wanita hamil, penderita demam, Yin lemah, Yang kuat, penyakit pendarahan, dilarang minum .


KAYU MANIS

Nama latin : Cynamomum aromaticum Nees
Nama daerah : Sinamon ; Keningar

Deskripsi tanaman : Tinggi tanaman 6-12 m, akan tetapi pada tempat yang cocok bisa mencapai 18 m. Batang berwarna keabu - abuan dan berbau harum, percabangan dekat tanah, pada ranting tua sering tidak tumbuh daun - daun baru ( gundul ), tajuk kekar, dan mahkotanya berbentuk kerucut. Daun berbentuk bulat telur, agak memanjang dengan ujung bulat / tumpul, meruncing dan lokos ( licin dan mengkilap ), dan berwarna merah pada waktu masih muda, dan berubah menjadi hijau tua di permukaan atas dan pucat keabu - abuan di bagian bawah. Bunga kecil, tidak menarik, berbentuk lonceng dengan bau yang tidak enak, dan tumbuh dalam ketiak daun dan dipucuk - pucuk ranting, warnanya putih kekuning-kuningan, dan berbunga pada bulan Juli hingga September . Buah buni memanjang berwarna merah coklat .

Habitat : Tumbuh liar di ladang dan hutan pada dataran 1-1200 m dpl .

Bagian tanaman yang digunakan : Kulit kayu

Kandungan kimia : Minyak atsiri ; Tanin ; Damar ; lendir

Khasiat : Analgesik ; Stomakik ; Aromatik

Nama simplesia : Cinnamomi aromatici Cortex

Resep tradisional :
Mencret : Kayu manis ( Padang ) 3 g ; Buah kayu ules 2 g ; Rasuk angin 2 g ; Rimpang kencur segar 8 g ; Ketumbar 3 g ; Jintan hitam 2 g ; Mungsi 2 g ; Rimpang lempuyang 10 g ; Pulosari 2 g ; Buah adas 2 g ; Biji kedaung 4 butir ; Air sedikit , Dipipis hingga menjadi pasta , Ditapalkan di seluruh bagian perut ; dan pakailah gurita .


KATU

Nama latin : Sauropus androgynus L. Merr
Nama daerah : Katuk ; Daun katu ; Katukan ; Katuk manuk ; Babing ; Memata ; Cekop manis ; Simani ; Keratur


Deskripsi tanaman : Tanaman perdu tinggi sampai 3,5 m. Daun berbentuk bulat telur berwarna hijau, menyirip ganda dan jumlahnya banyak. Buah berwarna putih, kecil dan melekat pada cabang dan rantingnya.

Habitat : Tumbuh liar dihutan - hutan dan ladang - ladang yang terbaik di daerah dengan ketinggian 1300 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan : Daun ; Akar

Kandungan kimia : Zat protein ; Lemak ; Kalsium ; Posfor ; Besi ; Vitamin A ; Vitamin B1 ; Vitamin C

Khasiat : Antipiretik ; Laktagog

Nama simplesia : Sauropi Folium

Resep tradisional :
Demam : Akar katu 4 g ; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 2 kali sehari ; tiap kali minum 100 ml ; diulang selama 4 hari.

Pelancar ASI : Daun katu segar beberapa helai ; Daun bayam ; Daun lembayung ; Daun Sawi ; Kacang panjang ; Kacang koro ; Jantung pisang ; Buah labu air ; Buah labu merah, Dijadikan sayuran, Dimakan secara bergantian.


KASINGSAT 


(Cassia occidentalis Linn )
Famili : Caesalpiniaceae
Daerah : Sunda : kasingsat , Jawa : menting , Melayu : kopi andelan , Simalor : bulinggang alas

Asing :

Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya kandungan kimia yang sudah diketahui. antara lain : Daun : Demeric anthrone glikosida, suatu pencahar yang sangat poten. Akar : alfa - hydroxy‑anthraquinone 1,8 ‑ dihydroxy - anthraquinone, quercetin, emodin, heterodi - anthrone, chrysophanol .

Efek Farmakologis : Rasa pahit, dingin, agak beracun. Pengobatan radang mata, perangsang nafsu makan. pencahar ( laxans ), anti radang.

Bagian tanaman yang digunakan : Daun, biji, batang dan akar dikeringkan dibawah sinar matahari.

Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan biji. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya .
Sakit Kepala Berulang : Daun 30 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas, dinginkan . Saring, minum 2 kali 1 gelas.

Digigit Ular : Segenggam daun segar dilumatkan, kemudian diperas, airnya diminum dan ampasnya dibubuhi pada luka gigitan .

Sulit Buang Air Besar, Dysentri, Diare Kronis, Nyeri Ulu Hati : Tanaman kering 10 ‑ 15 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas . dinginkan saring, minum 2 kali 1 gelas .

Batuk, Sesak Napas, Radang Paru - Paru : Tanaman kering 10 ‑ 15 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas. Dinginkan saring, minum 2 kali 1 gelas .

Keputihan (FLOUR ALBUS) :
Daun muda yang dikukus sebagai lalap berkhasiat terhadap keputihan .

Hepatitis : Tanaman kering 10 ‑ 15 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas dinginkan, saring, minum 2 kali 1 gelas .


KAPULAGA

Nama latin : Amamum campactum soland
Famili : Zingiberaceae
Daerah : Bali : Kapolagha , Jawa : Kapulaga , Madura : Kapulaga , Sunda : Palago , Minangkabau : Pelaga puwar
Asing : Ronde Kardemon


Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya kandungan kimia, yang sudah diketahui a.l. minyak terbang ‑ sineol, terpineol dan alfaborneol, beta - kamper, protein, gula, lemak dan silikat .

Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat Rasa agak pahit, hangat . Penurun panas, anti tusif, peluruh dahak dan anti muntah .

Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh tanaman dan buah.

Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan rimpang. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar.

Wilayah :
Kapulaga berasal dari hutan tropis di daerah India Selatan dan Srilangka. Kapulaga diperkenalkan ke negara Eropa oleh bangsa Arab sebagai bumbu. Tanaman ini juga tumbuh dinegara Thailand, Kamboja, Malaysia Barat, dan Filipina, terutama di wilayah berbukit yang dingin, didaerah lembah dan terlindung . Di Indonesia kapulaga ditemukan tumbuh liar dan ditanam di wilayah perbukitan di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah .

Ukuran :
Tumbuh - tumbuhan ini tumbuh berumbi akar dengan tinggi antara 2 - 3 m . Daunnya lonjong berujung runcing dengan panjang sekitar 30 cm dan lebar 10 cm . Bunganya ( simetris dua sisi, berwarna kemerah - merahan dan terbagi menjadi 3 bagian) dapat dibedakan menurut perbedaan jenis varietas setempat . Dari sana akan dihasilkan buah kotak berwarna putih yang harum sehingga bisa digunakan sebagai obat maupun bumbu. Kapulaga yang diperdagangkan terdiri atas kapsul kering, bersisi tiga, lonjong atau bundar, berwarna abu - bu coklat, yang terbagi atas tiga ruang, berisi padat dengan benih bersudut yang berwarna coklat . Biji - biji tersebut mempunyai rasa pedas, kamfer, berbau wangi, dan terasa dingin pada lidah jika dimamah . Buahnya berada dalam tandan berbentuk bulat kecil, kadang berbulu dan berwarna kuning kelabu. Kapulaga sabrang ( Elettaria cardamomum L. ) Maton yang berasal dari lran lebih harum baunya. Jika terlalu banyak mengunakan kapulaga maka akan mengganggu kerja cairan lambung .

Kandungan & Manfaat :

Ekstrak ( dimasak dengan air ) dari seluruh tumbuh - tumbuhan dipakai sebagai obat terhadap flatulensi atau meteorismus ( penimbunan gas dalam usus ), kolik dan kelemahan . Tumbuh-tumbuhan yang ditumbuk halus bersama air dipakai sebagai obat gosok untuk penyakit encok. Ekstrak dari umbi akar dipergunakan sebagai obat demam. Bijinya adalah bahan mamah, dipakai juga sebagai bumbu ( untuk kue ) dan sebagai obat, contohnya untuk mengobati kesulitan bernapas , mulut berbau ( futor exore ) dan untuk mengobati batuk dan gatal ditenggorokan dengan memamahnya. Dalam bahan biji terdapat minyak kardamon yang mengandung terpineol, terpinylasetat, sineol, borneol dan sabinen, zat putih telur, calcium - oksalat dan silisium . Selain itu juga mengandung minyak atsiri ( alfaborneol dan betakamfer ) yang berkhasiat untuk mengencerkan dahak, memudahkan pengeluaran angin dari perut, menghangatkan, membersihkan darah, menghilangkan rasa sakit, mengharumkan .

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

1. Kejang Perut, Rematik : Semua bagian tumbuhan ini termasuk akarnya direbus selama lebih kurang lebih seperempat jam dengan disaring, airnya diminum .
2. Demam, Panas : Batang direbus selama lebih kurang seperempat jam kemudian disaring . airnya diminum.
3. Batuk : Buah dikunyah .
4. Mencegah Mual : buah direbus dan dimakan .
5. Bau Badan : rimpang direbus secukupnya dan diminum airnya .
6. Radang Amandel, Gangguan Haid, Kejang Perut, Obat Kumur, Influenza, Radang Lambung, Sesak Napas, Badan Lemah ( SEBAGAI TONIKUM ) : Buah direbus, makan dan masih banyak yang lainnya .


LIDAH BUAYA

Nama latin : Aloe vera Linn .
Sinonim : Aloe barbadensis , Mill. Aloe vulgaris , Lamk .
Familia : Liliaceae
Nama daerah : Ilat boyo ; Letah buaya ; Jadam Lidah buaya ( Indonesia ) , Crocodiles tongues ( Inggris ) ; Jadam ( Malaysia ) , Salvila ( Spanyol ) , Lu hui ( Cina ) ;


Deskripsi tanaman : Tumbuhan liar di tempat yang berhawa panas atau ditanam orang di pot dan pekarangan rumah sebagai tanaman hias. Daunnya agak runcing berbentuk taji, tebal , getas, tepinya bergerigi / berduri kecil, permukaan berbintik - bintik, panjang 15 - 36 cm, lebar 2 - 6 cm, bunga bertangkai yang panjangnya 60 - 90 cm, bunga berwarna kuning kemerahan ( jingga ), Banyak di Afrika bagian Utara, Hindia Barat. a. Batang Tanaman Aloe Vera berbatang pendek . Batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh daun - daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah . Melalui batang ini akan muncul tunas - tunas yang selanjutnya menjadikan anakan . Aloe Vera yang bertangkai panjang juga muncul dari batang melalui celah - celah atau ketiak daun . Batang Aloe Vera juga dapat disetek untuk perbanyakan tanaman . Peremajaan tanaman ini dilakukan dengan memangkas habis daun dan batangnya , kemudian dari sisa tunggul batang ini akan muncul tunas - tunas baru atau anakan. b. Daun Daun tanaman Aloe Vera berbentuk pita dengan helaian yang memanjang . Daunnya berdaging tebal , tidak bertulang , berwarna hijau keabu - abuan , bersifaat sukulen ( banyak mengandung air ) dan banyak mengandung getah atau lendir ( gel ) sebagai bahan baku obat . Tanaman lidah buaya tahan terhadap kekeringan karena di dalam daun banyak tersimpan cadangan air yang dapat dimanfaatkan pada waktu kekurangan air . Bentuk daunnya menyerupai pedang dengan ujung meruncing , permukaan daun dilapisi lilin , dengan duri lemas dipinggirnya . Panjang daun dapat mencapai 50 - 75 cm , dengan berat 0,5 kg - 1 kg , daun melingkar rapat di sekeliling batang bersaf - saf. c. Bunga Bunga Aloe Vera berwarna kuning atau kemerahan berupa pipa yang mengumpul , keluar dari ketiak daun . Bunga berukuran kecil , tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan , dan panjangnya bisa mencapai 1 meter . Bunga biasanya muncul bila ditanam di pegunungan . d. Akar Akar tanaman Aloe Vera berupa akar serabut yang pendek dan berada di permukaan tanah . Panjang akar berkisar antara 50 - 100 cm . Untuk pertumbuhannya tanaman menghendaki tanah yang subur dan gembur di bagian atasnya .

Habitat : Tumbuh liar di tempat yang berhawa panas .

Bagian tanaman yang digunakan : Daging daun

Komposisi :
Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis : Rasa pahit, dingin. Anti radang, pencahar ( Laxative ), parasitiside . Herba ini masuk ke meridian jantung, hati dan pancreas. KANDUNGAN KIMIA : Aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe - emodin, aloenin, aloesin, Betabarboloin, Damar.

Khasiat : Anti inflamasi ; Laksatif ; Stomakik ; Ekspektoran.

Nama simplesia : Succus Aloe inspissatus

Resep tradisional :
Bagian yng dipakai : Daun , bunga , akar , pemakaian segar ,

KEGUNAAN :
1. Sakit kepala , pusing .
2. Sembelit ( Constipation ) .
3. Kejang pada anak , kurang gizi ( Malnutrition ) .
4. Batuk rejan ( Pertussis ) , muntah darah .
5. Kencing manis ( DM ) , wasir .
6. Peluruh . haid .
7. Penyubur rambut .


Pemakaian :
Daun.. 10 - 15 gram , bila berbentuk pil : 1,5 - 3 gram .
Atau berupa bubuk ( tepung ) untuk pemakaian topikal .

Pemakaian Luar :
Daun dipakai untuk koreng , eczema , bisul , terbakar , tersiram air panas , sakit kepala ( sebagai pilis ) , caries dentis ( gigi berlubang ) , penyubur rambut .

a. Penyubur rambut :
Daun lidah buaya segar secukupnya dibelah, diambil bagian dalam
yang rupanya seperti agar - agar, digosokkan ke kulit kepala sesudah
mandi sore, kemudian dibungkus dengan kain, keesokan harinya
rambut dicuci. Dipakai setiap hari selama 3 bulan untuk mencapai
hasil yang memuaskan .

b. Luka terbakar dan tersiram air panas ( yang ringan ) :
Daun dicuci bersih , ambil bagian dalamnya , tempelkan pada bagian
tubuh yang terkena api / air panas .

c. Bisul :
Daun dilumatkan ditambah sedikit garam , tempelkan pada bisulnya .


Lidah Ular

( Hedyotis corymbosa ( L .) Lamk )
Sinonim :

 Familia :

Uraian :
Herba, tegak atau condong, satu tahun ( annual ), sering bercabang mulal dari pangkal batangnya, tinggi 0,05 - 0,6 m. Batang bersegi empat, gundul atau dengan sisik sangat pendek, bercabang, tebal 1 mm, warna hijau kecoklatan sampai hijau keabu - abuan. Akar : tunggang, kecoklatan, garis tengah rata rata 1 mm, akar cabang berbentuk benang. Daun tunggal, berhadapan atau bersilang berhadapan, helaian ; relatif kecil 1 - 3,5 cm x 1,5 - 7 mm, ujung dan pangkalnya runcing, berwarna hijau pucat, dengan sisik sisik kecil sepanjang tepi daunnya, tangkal daun sangat pendek. Bunga susunan majemuk mulai rata, 2 - 8 bunga, bertangkai, di ketiak. Kelopak 4, sama panjang dengan bakal buahnya. Mahkota : 4, putih atau ungu pucat, panjang kira - kira 2 mm. Benang sari 4, tersisip seakan - akan di atas tabung mahkota . Buah panjang 1,75 - 2 mm, lebar 2 - 2,5 mm, pada permukaan luar di dekat bagian ujung terdapat sisa kelopak berupa tonjolan kecil runcing . Biji bersudut - sudut. Waktu berbunga Januari - Desember . Di Jawa tumbuh pada daerah dengan ketinggian 1 - 800 m dpl, dapat sampai daerah dengan ketinggian 1425 m dpl, di daerah terbuka banyak mendapat sinar matahari, tidak terlampau basah, daerah berbatu, di tepi jalan, halaman, parit, taman, secara lokal melimpah .

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Efek Biologi dan Farmakologi : Ekstrak yang larut dalam, air dapat menurunkan tekanan darah hewan percobaan . Pada konsentrasi yang relatif besar dapat berefek pada penghambatan pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi dan Proteus vulgaris. Penggunaan secara oral pada mencit selama 3 minggu dapat berfungsi sebagai antispennatogenesis . Pada aplikasi intragastrik berefek penghambatan elisitasi usus yang disebabkan oleh asetilkolin. Rebusan herba yang telah dibebaskan . dari endapan ( dengan penambahan alkohol ) dapat mengurangi derajat kematian mencit pada keadaan keracunan ( dengan Bungarus multiciizctus ). Suatu ramuan yang terdiri dari herba Hedyotis diffusa , herba Prunellae dan Licorice ( 2:2:1 ) dapat memperbaiki gangguan fungsi hepar dan berefek koleretik pada anjing teranestesi . Rebusan tumbuhan jenis lain yaitu Hedyotis affinis dapat menyebabkan kontraksi uterus kelinci terisolasi . Hasil penelitian tentang aktivitas sistem fagositosis , respons seluler dan respon humoral pada mencit , diketahui bahwa fraksi yang larut dalam air daun Hedyotis menyebabkan stimulasi respon imun humoral dan menekan sistem fagositosis ; sedangkan fraksi yang tidak larut dalam air tidak berpengaruh pada respon imun seluler , dan fraksi residu menyebabkan stimulasi . Efek yang tidak diinginkan Efek samping yang nyata atau reaksi alergi pada penggunaan lazimnya ( 30?60 gram ) , tidak diketahui . Pada penggunaan jangka panjang dengan dosis 30?45 gram / hari selama 30 dan 90 hari pada 2 kasus psoriasis tidak menunjukkan hasil yang abnormal pada sampel darah dan urin . Pada sedikit kasus dapat menyebabkan mulut kering setelah penggunaan selama 10 hari . Injeksi dosis tinggi dapat menyebabkan leukopeni . Penggunaan kombinasi herba dengan asam deoksikolat dapat menyebabkan diare pada beberapa pasien . Disamping itu . dapat menyebabkan gangguan syaraf pada beberapa kasus pasien bronkitis asma kronis . Toksisitas Dosis maksimal yang secara teknis dapat diberikan pada tikus yaitu 10 gram/kg BB dianggap sebagai LD50 semu .

Pemanfaatan :
Kegunaan Dimasyarakat : Digunakan pada pengobatan tukak lambung , disentri , habis bersalin , gangguan pencernaari , obat turun panas .
Komposisi :
Kandungan Kiamia : Seluruh bagian tumbuhan : senyawa iridoid antara lain asperulosid, skandosidmetilester , benzoilskandosidinetilester ; sitosterol, asam ursolat, asam oleanolat, n - benzoil - 1 - fenilalanil - 1 - fenilalaninol asetat . Suatu penelitian telah berhasil menemukan 2 macam flavonoid golongan flavonol ; salah satu senyawa tersebut mempunya i gugus hidroksi pada atom C-3 , C-5 dan C-4 .

LEUNCA

Nama latin : Solanum nigrum L
Nama daerah : Rampi ; Ranti ; Piit ; Boose ; Bobase

Deskripsi tanaman :
Tumbuhan semusim, tinggi 30-175 cm, bercabang bayak. Daunnya letaknya berseling, berkelompok, bentuk bulat telur, ujung dan pangkal meruncing, tepi berombak sampai rata. Bunga majemuk malai, jumlahnya 2-10 kuntum, warna putih atau lembayung. Bunga majemuk malai, jumlahnya 2-10 kuntum, warna putih atau lembayung. Buahnya buni, bulat, diameter 0,8-1 cm, terdapat dalam tandan, warna hijau, bila masak menjadi ungu kehitaman atau hitam, berkilap, berisi banyak biji. Rasanya renyah, sedikit, dan agak langu.

Habitat : Tumbuh liar di berbagai tempat pada dataran rendah sampai 3000 m dpl .

Bagian tanaman yang digunakan : Daun

Kandungan kimia : Glikoalkaloid solanin ; Solasonin ; Solamargin ; Solasodin ; Solanidin ; Diosgenin ; Tigogenin ; Atropin ; Saponin ; Zat samak ; Minyak lemak ; Kalsium ; Fosfor ; Zat besi ; Vitamin A dan C

Khasiat : Analgesik ; Antiradang ; Antibakteri

Nama simplesia : Solani Folium
Resep tradisional :
Demam : Daun leunca 70 g; Air 5 gelas , Direbus sampai mendidih selama 15 menit , Diminum 3 - 4 kali sehari .


LENG LENGAN

Nama latin : Leucas lavandulifolia . Smith
Nama daerah : Paci - paci ( Sunda ) , sarap nornor ( Madura ). daun setan , ; Lenglengan , lingko - lingkoan , nienglengan , plengan ( Jawa ) ; Gofu hairan ( Ternate ) , laranga ( Tidore ) .


Deskripsi tanaman : Tumbuh liar di tanah kering sepanjang tepi jalan, tanah terlantar dan kadang ditanam di pekarangan sebagai tanaman obat . Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian kurang dari 1.500 m dpi. Terna semusim, tegak, tinggi 20-60 cm. Batang berkayu, berbuku - buku, bentuknya segi empat, bercabang, berambut halus, warnanya hijau. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai. Helaian daun bentuknya lanset, ujung dan pangkainya runcing, tepi bergerigi, panjang 1,5-10 cm, lebar 2-10 mm, warnanya hijau muda. Bunga kecil - kecil, warnanya putih berbentuk lidah, tumbuh tersusun dalam karangan semu yang padat. Buahnya buah batu, warnanya coklat, Biji bulat, kecil, warnanya hitam. Herba ini mempunyai khasiat yang sama dengan Leucas zeylanica ( L ) R.Br. Perbanyakan dengan biji.

Habitat : Tumbuh di tegalan, di pinggir jalan yang kering pada ketinggian 1500 m dpl

Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh bagian tumbuhan

Komposisi :
Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis : Pahit, pedas, hangat. Penenang, antiseptik . 

Kandungan Kimia : Daun dan akar : Saponin, flavonoida dan tanin. Daun juga mengandung minyak atsiri .

Khasiat : Sedatif
Nama simplesia : Leucas lavanduli foliae Herba

Resep tradisional :
Batuk : Daun leng - lengan 3 g ; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml .

Kejang : Daun leng - lengan ( serbuk )1 sendok teh ; Air mendidih 1 gels, Diseduh, Diminum seperti minum teh ; untuk anak - anak 3 kali sehari tiap kali minum 1 sendok teh .

Penenang :
Daun leng - lengan 1 genggam ; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml .

























Tidak ada komentar:

Posting Komentar